PPI Tunisia Ingin Perkuat Wacana Perdamaian Dunia
Melalui Milad ke-30 PPI Tunisia ini diharapkan mahasiswa Indonesia di Tunisia mampu menjadi lebih peka terhadap konflik yang terjadi saat ini dan berperan dalam memperkuat wacana perdamaian dunia.
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Tunisia kembali menggelar acara milad ke- 30 dengan mengusung tema “Menyongsong Harmoni Indonesia Emas 2045: Muda Berkarya, Bertalenta, dan Berdaya”. Acara ini dilaksanakan pada Minggu (25/2/2024).
Momen besar ini diisi dengan rangkaian acara menarik, inspiratif, dan bermanfaat. Ada beberapa acara pramilad. Di antaranya, webinar pada Kamis (22/2) dengan tema "Agama dan Kemanusiaan: Menatap Masa Depan Perdamian Dunia."
Ketua PPI Tunisia Hasya Akbar mengatakan, tema yang diangkat tentunya sesuai dengan persoalan yang muncul saat ini dan masih belum menemukan sisi terangnya. Yakni, keresahan dunia tentang krisis kemanusiaan dan ketidakmampuan kaum beragama dalam memberikan solusi mengenai masalah-masalah tersebut serta wacana semua negara untuk mendamaikan dunia.
"Pada acara milad ini kita membahas agama dan kemanusiaan. Tema ini tentunya sesuai dengan permasalahan yang saat ini terjadi. Maka, saya minta PPI Tunisia siap perkuat wacana perdamaian dunia, dan tema ini yang akan kita bahas secara spesifik bersama para tokoh Indonesia pada acara webinar hari ini," kata Hasya.
Wartawan senior Kompas yang berfokus pada Timur Tengah, Musthafa Abdurrahman, hadir sebagai salah satu pembicara pada webinar PPI Tunisia. Musthafa menjelaskan "Geopolitik Dunia Arab". Ia mengungkapkan, meskipun negara Arab secara geografis tersebar di empat wilayah yang berjauhan, secara geopolitik negara-negara tersebut merupakan satu kesatuan karena mempunyai kesamaan dalam aspek agama, etis, dan latar belakang.
"Pada isu Palestina sekarang, itu menjadi isu utama dalam kebijakan luar negeri seluruh dunia Arab dan apa yang terjadi di Palestina itu dampaknya luar biasa bagi semua negara padahal letak Palestina itu jauh. Maka, itulah makna dunia Arab secara geopolitik menjadi satu kesatuan,” ujar Musthafa.
Selain itu, pada perayaan Milad ke-30 PPI Tunisia ini panitia turut mengundang sederet tokoh Tunisia, di antaranya Rektor Universitas Az Zaitouna Abdul Latief Bouazizi, Dekan Fakultas Hadarah Islamiyah, dan Dekan Fakultas Ushuluddin.
Zuhairi Misrawi selaku Duta Besar Indonesia untuk Tunisia turut hadir dalam acara yang dilaksanakan di Universitas Az Zaitouna tersebut. Zuhairi menekankan kepada para mahasiswa untuk menjiwai nilai-nilai kemanusiaan, seperti yang telah diperjuangkan oleh Gus Dur. Ia optimistis bahwa mahasiswa memiliki potensi besar sebagai pejuang nilai-nilai kemanusiaan. Karena nantinya, mahasiswa akan mengambil peran untuk Indonesia maupun di dunia.
“Sebagaimana Gus Dur memperjuangkan kemanusiaan maka, kita setuju bahwa kita juga harus menjadi pejuang kemanusiaan yang mampu menjadi ruh dan jiwa kita di manapun kita berada. Maka, saya selalu mendorong dan mendukung aktivitas belajar para mahasiswa di Tunisia, sampai mereka mempunyai gagasan-gagasan yang utuh dan cara pandang yang luas. Sehingga nantinya mereka tidak hanya berperan di Indonesia saja melainkan juga di dunia," tutur Zuhairi.
Perayaan Milad ke-30 PPI Tunisia ini berkolaborasi dengan Kompas sebagai bentuk kontribusi nyata PPI Tunisia dengan Kompas untuk memperkuat wacana perdamaian dunia. Oleh karena itu, melalui Milad ke-30 PPI Tunisia ini diharapkan mahasiswa Indonesia di Tunisia mampu menjadi mahasiswa yang peka terhadap konflik yang terjadi saat ini dan berperan dalam memperkuat wacana perdamaian dunia dengan mengkaji krisis kemanusiaan dunia Arab.