Perdana, TPK Batu Ampar Batam Layani Transit Petikemas Internasional
Sejak dikelola PT Persero Batam melalui perjanjian kerja sama dengan BP Batam, TPK Batu Ampar telah mengalami berbagai transformasi signifikan.


Aktivitas petikemas kapal MV Oriental Bright di TPK Batu Ampar, Batam, Senin (9/6/2025).
Terminal Petikemas Batu Ampar (TPK Batu Ampar) di Batam mencatat tonggak sejarah baru dengan memulai layanan transit petikemas (transshipment) petikemas internasional perdananya.
Layanan tersebut ditandai dengan kedatangan kapal MV Oriental Bright dari China-Vietnam-Myanmar (CVM Service) yang membawa 1.150 TEUs, termasuk 112 TEUs petikemas transhipment dari pelabuhan-pelabuhan utama di Asia Tenggara dan China, seperti Haipong, Ho Chi Minh, Laem Chabang, dan Qinzhou, Senin (9/6/2025).
Petikemas-petikemas tersebut lalu diteruskan ke Pelabuhan Haldia di India menggunakan kapal SITC Zhi (FIE Service) pada Rabu (11/6). Kolaborasi ini merupakan hasil kerja sama antara PT Persero Batam dan perusahaan pelayaran asal China, SITC Line, yang akan berlangsung secara rutin setiap minggu. Ini menjadikan Batam sebagai pelabuhan pertama di Indonesia yang melayani transhipment internasional, suatu operasi yang sebelumnya hanya dilakukan di pelabuhan dalam negeri seperti Tanjung Priok, Jakarta; dan Tanjung Perak, Surabaya.
“Dengan dimulainya aktivitas transhipment ini, Batam berpeluang menjadi alternatif pelabuhan transhipment di Selat Malaka selain Singapura, Port Klang, dan Tanjung Pelepas,” kata M Iqbal Mirza, Chief Operating Officer PT Persero Batam. Ia menegaskan, langkah ini akan memperkuat posisi Indonesia di jalur utama pelayaran internasional dan memperluas konektivitas maritim nasional.
Sejak dikelola PT Persero Batam melalui perjanjian kerja sama dengan BP Batam, TPK Batu Ampar telah mengalami berbagai transformasi signifikan. Antara lain, peningkatan produktivitas bongkar muat, digitalisasi pelabuhan, hingga pengadaan alat berat berbasis listrik ramah lingkungan, seperti empat unit ship-to-shore crane, 10 unit rubber tyre gantry crane, 12 hektar container yard, serta 25 unit electric terminal tractor. Seluruh fasilitas baru ini ditargetkan beroperasi penuh pada Agustus 2025.
Pihak SITC Line melalui Shipping Manager-nya, Wu Qi, menyatakan komitmennya untuk menjadikan Batam sebagai pelabuhan strategis dalam ekspansi rute direct call dan transhipment di kawasan Asia. “Kami melihat potensi besar dari Batam sebagai hub regional yang menjanjikan efisiensi dan aksesibilitas,” ujarnya.
Manfaat langsung dari layanan direct call dan transhipment ini dirasakan oleh eksportir nasional. Herny Lim, Distribution Manager PT Ecogreen Indonesia, menyebutkan, pengiriman langsung dari Batam telah menurunkan biaya logistik hingga 600 dollar AS per TEUs karena tidak perlu transit di Singapura, serta mempercepat waktu pengiriman barang.
Direktur PT Batam Terminal Petikemas, Basori Alwi, memastikan bahwa layanan ini akan terus dikembangkan. “Beberapa pelayaran asing sudah menyatakan minat bergabung, dan kami targetkan layanan baru mulai berjalan pada Agustus mendatang. Insya Allah, TPK Batu Ampar akan sejajar dengan pelabuhan besar lain di kawasan Selat Malaka,” ujarnya optimistis.