logo Kompas.id
TajaPemkot Surabaya Jadi...

Pemkot Surabaya Jadi Percontohan Integrasi Data Nasional lewat MoU Trilateral

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menjadi percontohan integrasi data nasional menyusul penandatanganan memorandum of understanding (MoU) trilateral bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Badan Pusat Statistik (BPS).

Pemkot Surabaya
Artikel ini merupakan kerja sama antara harian Kompas dan Pemkot Surabaya.
· 3 menit baca
Pemkot Surabaya
DOK PEMKOT SURABAYA

Pemkot Surabaya menjadi percontohan integrasi data nasional menyusul penandatanganan MoU trilateral antara Kemendagri dengan BPS.

Penandatanganan kerja sama berlangsung di kantor Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Jakarta Pusat, Rabu (21/5/2025).

MoU tersebut menjadi tonggak penting dalam penyediaan, pemanfaatan, serta pengembangan data atau informasi statistik pembangunan daerah secara terintegrasi dan akurat.

Melalui MoU itu, Surabaya juga didorong sebagai pilot project nasional untuk penguatan sinergi antarlembaga dalam hal penyediaan data statistik yang sesuai dengan kewenangan masing-masing instansi.

Ruang lingkup kerja sama meliputi penyediaan, pemanfaatan, pemadanan, pertukaran, serta pengembangan data dan informasi statistik pembangunan daerah.

Tak hanya itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) juga menjadi bagian dari komitmen kolaborasi tersebut.

Kerja sama turut mencakup pengembangan metodologi dan sistem informasi statistik serta mendukung pelaksanaan sensus, survei, pendataan serta pemutakhiran data tunggal sosial ataupun ekonomi nasional.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menegaskan signifikansi integrasi dan rekonsiliasi data lintas instansi demi mencegah kebingungan dalam implementasi kebijakan.

Tito pun mengapresiasi langkah inovatif Pemkot Surabaya yang dipimpin Wali Kota Eri Cahyadi dalam menginisiasi kolaborasi trilateral.

“Saya melihat kepemimpinan Wali Kota Surabaya sangat baik dengan komunikasi yang efektif. Pak Eri Cahyadi mengusulkan model kerja sama yang akan diterapkan di Surabaya dan daerah lain,” ujar Tito.

Pemkot Surabaya
DOK PEMKOT SURABAYA

Mendagri Tito Karnavian mengapresiasi langkah Pemkot Surabaya dalam menginisiasi kolaborasi antara Kemendagri dengan BPS.

Tito juga memastikan dukungan penuh terhadap model integrasi data yang diusung agar di masa depan dapat direplikasi di berbagai daerah di Indonesia.

“Tentu, kami mendukung penuh kerja sama ini. Dengan dukungan dari BPS dan Bappenas, kami berharap, melalui MoU ini dapat menghasilkan data yang akurat dan bermanfaat bagi masyarakat,” ucap Tito.

Tindak lanjut kolaborasi dengan Kementerian Perumahan

Eri menyampaikan bahwa kolaborasi trilateral antara Kemendagri dengan BPS dan Pemkot Surabaya merupakan tindak lanjut dari pertemuan dengan Kementerian Perumahan yang menyoroti signifikansi validitas data warga miskin.

Dari rapat tersebut, disepakati bahwa data kemiskinan akan diintegrasikan menjadi satu data tunggal nasional di bawah koordinasi BPS.

"Setelah rapat dengan Kementerian Perumahan, kami langsung menindaklanjuti dengan Kepala BPS. Bahkan, mereka terkejut dengan detail data yang dimiliki Kota Surabaya," ujar Eri.

Eri menambahkan, Pemkot Surabaya telah memiliki sistem pendataan yang dapat memetakan jumlah rumah, kepala keluarga (KK), dan status tinggal warga secara harian di tingkat rukun warga (RW).

“Keakuratan data yang dimiliki Kota Surabaya ini yang kemudian melatarbelakangi penandatanganan MoU pada hari ini,” tuturnya.

Eri yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) berharap, proses integrasi data bersama BPS dan Kementerian PPN/Bappenas bisa rampung dalam waktu satu bulan.

Setelah selesai, Mendagri dan Menteri PPN/Kepala Bappenas dijadwalkan mengundang seluruh kepala daerah untuk melihat hasil nyata dari proyek percontohan tersebut.

"Harapan kami adalah model data tunggal ini tidak hanya berjalan di Surabaya, tetapi juga dapat diterapkan di daerah-daerah lain di seluruh Indonesia. Dengan begitu, kebijakan dan program pengentasan kemiskinan dapat berjalan lebih efektif dan tepat sasaran," kata Eri.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengapresiasi langkah cepat dan progresif Surabaya sebagai kota percontohan integrasi Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

Pemkot Surabaya
DOK PEMKOT SURABAYA

Wali Kota Eri ingin agar model data tunggal tidak hanya berjalan di Surabaya, tetapi juga dapat diterapkan di daerah-daerah lain di seluruh Indonesia.

Ia juga mengapresiasi respons cepat Wali Kota Eri Cahyadi dalam menindaklanjuti hasil diskusi terkait DTSEN yang dianggap penting untuk mewujudkan basis data nasional yang kokoh dan kredibel.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas DTSEN melalui pemutakhiran data secara reguler dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk integrasi dengan data kependudukan dan catatan sipil (Dukcapil),” terang Amalia.

Amalia menambahkan, pengumpulan data primer akan dilakukan melalui survei dan sensus serta proses verifikasi dan validasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

“Adanya kerja sama trilateral ini diharapkan Kota Surabaya dapat semakin mengintegrasikan pelayanan publik yang berbasis pada data tunggal yang valid secara nasional,” ucap Amalia.

Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699