logo Kompas.id
TajaOptimalkan Potensi Zakat Rp...

Optimalkan Potensi Zakat Rp 327 Triliun, BSI Luncurkan Green Zakat Framework

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) bersama United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan Green Zakat Framework di Kantor Pusat BSI, Jakarta, Rabu (27/8/2025).

BSI
Artikel ini merupakan kerja sama antara harian Kompas dan BSI.
· 3 menit baca
BSI
DOK BSI

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia, dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI meluncurkan Green Zakat Framework. Inisiatif ini akan dijadikan acuan strategis pemerintah dalam mengintegrasikan pengelolaan zakat dengan upaya perlindungan lingkungan dan ketahanan iklim. Peresmian dilakukan oleh Deputy Resident Representative of UNDP Indonesia Sujala Pant, Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo (berlaku efektif setelah lulus fit and proper OJK) dan Pimpinan Bidang Pengumpulan Badan Amil Zakat Nasional Rizaludin Kurniawan (kiri-kanan) di Kantor Pusat BSI Jakarta (27/8/2025).

Inisiatif tersebut merupakan upaya perseroan untuk mengoptimalkan potensi zakat nasional yang mencapai Rp 327 triliun. Peluncuran Green Zakat Framework juga diharapkan menjadi terobosan dalam mengintegrasikan pengelolaan zakat dengan pembangunan berkelanjutan.

Acara peluncuran dihadiri oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo yang efektif menjabat setelah lulus uji kepatutan dan kelayakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Deputy Resident Representative of UNDP Indonesia Sujala Pant, serta Pimpinan Bidang Pengumpulan Baznas Rizaludin Kurniawan.

Anggoro mengatakan bahwa pihaknya secara konsisten mengedepankan program yang memberi kemaslahatan umat dan sekaligus memperhatikan keberlanjutan.

“Melalui Green Zakat Framework, kami berharap, kolaborasi lintas lembaga dapat tercipta sehingga masyarakat makin terdorong untuk berzakat. Dengan begitu, potensi zakat Rp 327 triliun bisa dioptimalkan,” ucap Anggoro dalam siaran pers, Kamis (28/8/2025).

Green Zakat Framework, lanjutnya, menjadi kerangka kerja zakat hijau pertama di dunia. Tidak hanya berfungsi sebagai instrumen pengentasan kemiskinan, zakat juga diarahkan menjadi sarana untuk mendukung kelestarian lingkungan dan agenda pembangunan berkelanjutan.

Dorong pembiayaan berkelanjutan

Hingga Juni 2025, BSI menyalurkan pembiayaan berkelanjutan senilai Rp 72,8 triliun (unaudited). Angka ini tumbuh 19,3 persen secara tahunan.

Dari jumlah tersebut, Rp 15,3 triliun di antaranya dialokasikan untuk pembiayaan hijau (green financing) yang tumbuh 14,5 persen dan Rp 57,5 triliun untuk pembiayaan sosial (social financing) yang naik 20,6 persen.

Penyaluran green financing BSI didominasi sektor pengelolaan sumber daya alam hayati, penggunaan lahan berkelanjutan, efisiensi energi, serta energi terbarukan. Bank juga aktif mendukung pembiayaan kendaraan listrik.

“Percepatan pembiayaan berkelanjutan adalah strategi BSI untuk mendukung pembangunan nasional yang berkeadilan dan berkelanjutan, menjaga kelestarian lingkungan, memperkuat daya saing, dan sekaligus menghadapi tantangan krisis iklim global,” ujar Anggoro.

Sejumlah program berkelanjutan telah diluncurkan, antara lain pembangunan green building, program “1 Home One Tree” untuk setiap pembiayaan rumah, pembangunan stasiun pengisian daya kendaraan listrik, dan penggunaan mobil listrik untuk operasional.

Sebagai informasi, hingga Mei 2025, BSI telah menyalurkan sebesar zakat Rp 65,6 miliar dengan penerima manfaat sejumlah 240.075 orang. Zakat disalurkan ke berbagai sektor, seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, dan dakwah atau advokasi.

Selain itu, BSI juga aktif mengembangkan Desa BSI, program beasiswa BSI Scholarship, dan Sentra UMKM BSI.

Dalam program tersebut, aksi kepedulian lingkungan turut dijalankan, seperti pemasangan panel surya, pembangunan rumah kaca ramah lingkungan, pengelolaan sampah terpadu, dan pelestarian ekosistem laut.

Secara keseluruhan, zakat yang telah didistribusikan BSI sejak berdiri mencapai hampir Rp 1 triliun, baik dari zakat korporasi maupun zakat pegawai.

Dalam rangkaian acara peluncuran, BSI juga menggelar diskusi panel bertajuk “Institutionalizing Green Zakat and Green Waqf: Turning Ethical Finance into Environmental Action”.

Forum tersebut menekankan signifikansi transparansi, pengukuran dampak, dan keberlanjutan jangka panjang dalam pengelolaan zakat berbasis lingkungan.

Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699