logo Kompas.id
TajaJonif Sianturi, Pengabdian...

Jonif Sianturi, Pengabdian Tiada Henti Polhut Hutan Kalimantan

Hutan Kalimantan kerap disebut “paru-paru dunia” karena punya peran vital dalam menyerap emisi karbon dunia dan menjaga keseimbangan keragaman hayati.

Kementerian Kehutanan
Artikel ini merupakan kerja sama antara harian Kompas dan Kementerian Kehutanan.
· 7 menit baca
Kemenhut
DOK TANGKAPAN LAYAR INSTAGRAM JONIF SIANTURI

Jonif Ronald Sianturi.

Di balik kelestarian hutan Kalimantan, terdapat peran polisi hutan (polhut) yang jarang terdengar. Padahal, mereka mempertaruhkan tenaga, waktu, dan bahkan nyawa demi menjaga hutan dari ancaman perusakan dan aktivitas ilegal.

Jonif Ronald Sianturi adalah salah satu di antara polhut yang bertugas di Balai Penegakan Hukum (Gakum) Wilayah III Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar). Selama 26 tahun, ia telah mendedikasikan hidupnya untuk menjaga hutan.

Saat dihubungi tim penulis, Selasa (29/8/2025), Jonif bercerita bahwa melakoni profesi polhut penuh tantangan dan risiko. Akses yang jauh dan sulit menjadi salah satu hambatan terbesar di hutan Kalimantan.

Belum lagi, karakteristik masyarakat pedalaman dengan latar belakang budaya dan kearifan lokal yang berbeda juga menjadi tantangan tersendiri.

"Kami berhadapan dengan medan yang berat, akses yang sulit, dan keterbatasan sarana. Sebelum operasi, kami harus membuat perencanaan yang matang," ujar Jonif.

Selama 26 tahun mengabdi sebagai polhut, Jonif mendapatkan pengalaman berkesan. Salah satunya operasi penindakan pertambangan emas tanpa izin (PETI) di sebuah kawasan konservasi di Kalbar.

Akses menuju lokasi sangat sulit karena membutuhkan lima hari perjalanan dari Pontianak. Seperti diketahui, akses hutan di Kalimantan berbeda dengan di Pulau Jawa.

Menurutnya, akses di kawasan konservasi di Pulau Jawa jauh lebih terbuka. Kendaraan bisa masuk sampai ke pertengahan lokasi.

Sementara itu, akses ke kampung terakhir di hutan Kalbar jauh lebih sulit karena didominasi topografi sungai dan bukit dengan vegetasi hutan tropis yang rapat.

Untuk mengakses kampung terakhir, polisi hutan membutuhkan waktu satu sampai dua hari dengan berjalan kaki. Selain itu, operasi ini juga mempertaruhkan nyawa para personil yang terlibat dalam operasi ini.

Meski operasi tersebut berhasil, tim operasi gabungan harus dirawat di rumah sakit karena terserang malaria tropika, termasuk anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan kepolisian. Setelah operasi tersebut, para tim yang terlibat saling menelpon untuk menguatkan satu sama lain agar cepat sembuh.

“Pengalaman itu cukup membekas. Ini menunjukkan bahwa fisik dan kesehatan merupakan faktor penting di lapangan," kata Jonif.

Pengalaman berkesan lain saat ia tergabung dalam operasi peredaran satwa liar dilindungi. Dalam operasi tersebut, ia berhasil mengamankan hampir 350 kg sisik trenggiling dan menangkap dua pelaku. Jumlah tersebut merupakan barang bukti terbesar sisik trenggiling yang pernah ditangani di Kalbar.

“Prosesnya menantang, mulai dari memetakan modus operandi, mengumpulkan data, melakukan pengamatan, hingga mengikuti pergerakan target yang selalu berubah. Namun, hasilnya memuaskan," ujarnya bangga.

Meski demikian, Jonif memiliki motivasi yang membuatnya terus bertahan menjadi polisi hutan, yakni kecintaan yang mendalam pada alam.

Selama 26 tahun bertugas, ia menyaksikan dua sisi hutan, yakni keindahan yang memukau dan kerusakan akibat perambahan.

“Berdasarkan pengalaman itu, saya menyadari pentingnya menjaga alam sekaligus mengambil bagian dalam upaya perlindungan hutan dan kelestarian alam," tuturnya dengan mata berbinar.

Polhut layak dihargai

Berkat kontribusi dan pengabdian panjang sebagai polisi hutan, Jonif mendapatkan dua penghargaan bergengsi, yakni Polhut Teladan Nasional 2024 pada ajang Apresiasi Wana Lestari dan Polisus Teladan I Nasional 2025 dalam rangka Hari Bhayangkara ke-79.

Dalam Apresiasi Wana Lestari, ia diusulkan oleh unit kerja untuk mengikuti seleksi berjenjang dari tingkat unit, instansi, provinsi, hingga nasional. Penilaian awalnya melalui portofolio yang mencakup aspek keahlian, kinerja, dan kegiatan penunjang.

Dari sana, terpilih 10 besar untuk menjalani karantina dan seleksi kompetensi lebih lanjut. Adapun tesnya mencakup tes tertulis, wawancara (panel dan tematik), serta praktik penggunaan peralatan.

“Setelah mengikuti serangkaian tes, saya terpilih sebagai Polhut Teladan I 2024 dan menerima penghargaan langsung dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” tutur Jonif.

Penghargaan Polhut Teladan Nasional 2024, kata Jonif, menjadi tiket baginya untuk mewakili Kementerian Kehutanan dalam Lomba Polsus Teladan 2025.

Selama mengikuti ajang tersebut, Jonif kembali mengikuti serangkaian tes selama karantina, seperti esai, menembak (laras panjang dan pendek), bela diri Polri, serta penilaian sikap dan kedisiplinan. Menurutnya, tahapan paling sulit adalah ujian bela diri Polri karena menguras fisik dan tenaga.

Kemenhut
DOK TANGKAPAN LAYAR INSTAGRAM JONIF SIANTURI

Jonif Ronald Sianturi saat mendapatkan penghargaan Juara I Polisus Teladan I Nasional 2025 dari Kapolri Listyo Sigit Prabowo.

Setelah mengikuti serangkaian proses, Jonif berhasil meraih juara I Polisus Teladan I Nasional 2025.

Penghargaan tersebut, lanjut Jonif, memiliki makna mendalam, khususnya bagi polhut. Penghargaan ini menegaskan pengakuan bahwa polhut merupakan garda terdepan yang layak dihargai.

“Ini bukan sekadar pencapaian pribadi, melainkan juga penguatan identitas dan martabat profesi polhut. Sebuah pengakuan bahwa menjaga hutan adalah tugas mulia," ujarnya bangga.

Perlu satu komando

Jonif pun menyampaikan visi dan harapannya untuk masa depan polhut. Menurutnya, polhut harus berada di bawah satu kesatuan komando.

Selama ini, polhut berada di bawah berbagai instansi, seperti Kementerian Kehutanan, dinas kehutanan provinsi, dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Hal ini membuat koordinasi polhut tidak mudah.

Dengan satu kesatuan komando, polhut dari pusat hingga daerah dapat bergerak serentak dengan visi dan misi yang sama. Dengan demikian, akan memudahkan koordinasi operasi gabungan, penegakan hukum berskala besar, dan penanganan kebakaran hutan (karhutla).

Selain itu, ia juga menekankan untuk melakukan penguatan kapasitas personel polhut demi menjawab tantangan modern.

Untuk menjawab tantangan menjaga hutan yang semakin kompleks, polhut harus memiliki kemampuan teknis dan non-teknis yang memadai.

Adapun kemampuan teknis yang harus dimiliki mencakup penguasaan drone GPS, Sistem Informasi Geografis (SIG), investigasi forensik, serta kecerdasan artifisial (AI).

Sementara itu, kemampuan nonteknis yang harus dimiliki meliputi kemampuan negosiasi, mediasi, komunikasi, dan pemahaman mendalam tentang regulasi terbaru.

“Tak kalah penting adalah kolaborasi. Kejahatan kehutanan sering kali terorganisasi dan melibatkan banyak pihak. Karena itu, polhut tidak bisa bekerja sendiri. Kami harus berkolaborasi dengan polisi, TNI, kejaksaan, dan terutama masyarakat,” tuturnya.

Perkuat kemampuan polhut

Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengapresiasi peran polhut sebagai garda terdepan dalam penegakan hukum kehutanan di Indonesia. Terlebih, Indonesia memiliki lebih dari 120 juta ha kawasan hutan.

Selain itu, pelanggaran hutan kerap melibatkan jaringan terorganisasi dengan modal besar dan modus yang semakin canggih.

Guna mengapresiasi kinerja polhut, Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memberikan penghargaan kepada tiga polhut berprestasi dalam ajang Wanalestari. Penghargaan ini diberikan dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Republik Indonesia.

Kemenhut juga memberikan pelatihan dasar untuk meningkatkan keterampilan polhut, seperti patroli, investigasi, dan penyidikan. Mereka juga mendapatkan pelatihan spesialisasi, seperti cyber patrol, fire investigation, dan intelijen.

“Melalui kerja sama dengan lembaga internasional, seperti Interpol dan United States Forest Service (USFS), polhut juga mendapatkan pelatihan untuk belajar dari praktiksi kehutanan terbaik dunia,” kata Raja Juli kepada tim penulis, Jumat (9/9/2025).

Menhut melanjutkan bahwa Kemenhut juga melengkapi polhut dengan peralatan modern, seperti sarana patroli darat dan laut, perangkat komunikasi, serta teknologi pemantauan berbasis satelit dan drone.

Dengan demikian, mereka bisa bekerja lebih aman, efektif, dan cepat dalam merespons kejadian di lapangan. Upaya ini merupakan bentuk perlindungan kementerian agar polhut dapat bertugas dengan aman.

“Kami juga bekerja sama dengan Kepolisian, TNI, kejaksaan, pemerintah lokal dan tokoh masyarakat dalam beberapa operasi untuk mengurangi kemungkinan benturan dengan masyarakat di lapangan,” kata Raja Juli.

Tingkatkan kesejahteraan polhut

Untuk mendukung operasi polhut di lapangan, kata Menhut, Kemenhut menggunakan citra satelit resolusi tinggi. Satelit ini mampu memantau perubahan tutupan hutan secara real-time.

Dengan demikian, polhut dapat langsung menerima peringatan dini jika ada indikasi deforestasi, kebakaran, atau aktivitas ilegal.

Dengan sistem berbasis geospatial intelligence, operasi pengawasan menjadi lebih cepat, tepat, dan terukur. Selain itu, Kemenhut juga memiliki Sipongi yang merupakan sistem pemantauan karhutla.

“Sistem ini menyediakan deteksi data titik panas secara near real-time dari empat jenis satelit yang dapat mendeteksi kebakaran hutan dengan cepat,” ujarnya.

Menhut mengakui, jumlah polhut di Indonesia relatif terbatas ketimbang luas hutan di Indonesia. Sementara itu, polhut kerap mengalami risiko di lapangan yang tinggi.

Karena itu, Kementerian terus berupaya meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan hukum untuk polhut.

Pasalnya, isu lingkungan kini tidak hanya bersifat nasional, tetapi juga menjadi sorotan internasional. Kasus deforestasi, kebakaran hutan, dan perdagangan satwa liar berdampak pada citra dan hubungan ekonomi Indonesia di mata dunia.

“Penegakan hukum harus mampu menjawab tekanan global dengan menunjukkan komitmen nyata pemerintah di bidang kehutanan,” kata Menhut.

Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699