logo Kompas.id
TajaIntip Peran Bank DBS Indonesia...

Intip Peran Bank DBS Indonesia Gerakkan Ekonomi Hijau dan Dukung Capaian NZE Nasional

Bank yang memiliki aspirasi sebagai Best Bank for A Better World, DBS Bank Ltd (Bank DBS), memiliki komitmen untuk mencapai emisi nol bersih atau net zero emission (NZE) pada 2050.

Bank DBS Indonesia
Artikel ini merupakan kerja sama antara harian Kompas dan Bank DBS Indonesia.
· 4 menit baca
Bank DBS Indonesia
DOK BANK DBS INDONESIA

(Ki-ka) Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Anthonius Sehonamin, Menteri Investasi dan Hilirisasi/CEO Danantara Rosan Roeslani, Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi Hashim S Djojohadikusumo, Ekonom Indonesia dan Menteri Keuangan periode 2013-2014 Chatib Basri, dan Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong pada acara DBS Asian Insights Conference 2025: Growth in a Changing World.

Sejumlah strategi bisnis yang konkret pun dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, termasuk dalam kebijakan pembiayaan dan investasi.

Bank DBS juga memiliki kerangka kerja yang menjadi acuan dalam menjalankan pilar-pilar keberlanjutan, yakni Responsible Banking, Responsible Business Practices, dan Impact Beyond Banking.

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Anthonius Sehonamin mengatakan, sebagai bagian dari Bank DBS, Bank DBS Indonesia pun menjalankan kerangka kerja tersebut.

Pada pilar Responsible Banking, Bank DBS Indonesia mengembangkan produk perbankan yang bertanggung jawab dengan menyelaraskan portofolio bisnisnya terhadap target-target keberlanjutan.

Inisiatif yang masuk dalam pilar itu meliputi pembiayaan yang bertanggung jawab (responsible financing), investasi berbasis environmental, social, and governance (ESG investing), serta upaya untuk meningkatkan inklusi finansial.

Dorong pembiayaan berkelanjutan

Bank DBS Indonesia secara konsisten mendorong pembiayaan berkelanjutan sebagai bagian dari komitmennya terhadap transisi menuju ekonomi hijau dengan mendukung proyek-proyek strategis.

Bank DBS Indonesia telah menyalurkan dana ke sektor-sektor yang mendukung penerapan prinsip ESG, seperti energi terbarukan, transportasi rendah karbon, pengelolaan limbah, dan infrastruktur hijau.

Salah satu proyek yang mendapatkan pembiayaan hijau dari Bank DBS Indonesia adalah pembangunan pusat data ramah lingkungan oleh Princeton Digital Group (PDG).

Bank DBS Indonesia
DOK BANK DBS INDONESIA

Pusat data ramah lingkungan oleh Princeton Digital Group (PDG) mendapat pembiayaan hijau dari Bank DBS Indonesia.

Pusat data tersebut dirancang dengan efisiensi energi tinggi dan memanfaatkan sumber energi terbarukan guna menekan jejak karbon.

Bank DBS Indonesia juga memberikan fasilitas pinjaman berkelanjutan (green loan) kepada PDG yang memenuhi standar taksonomi hijau melalui penggunaan teknologi pendingin hemat energi dan sistem manajemen daya berkelanjutan.

Kemudian, Bank DBS bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) dan Australian Climate Finance Partnership (ACFP) memberikan fasilitas pembiayaan hijau senilai 15 juta dollar AS kepada PT Electrum.

Pembiayaan hijau tersebut diberikan untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik roda dua di Indonesia, seperti penyediaan sepeda motor listrik dan infrastruktur pengisian daya atau battery swapping station.

Dukungan tersebut diberikan Bank DBS Indonesia untuk membantu mengurangi emisi dari sektor transportasi dan mendorong transisi energi bersih.

“Semua pembiayaan hijau yang disalurkan Bank DBS Indonesia, mulai dari ekosistem kendaraan listrik, pusat data, hingga fasilitas Indorama, turut berperan dalam mendukung konektivitas ekonomi dan lingkungan antara Indonesia, Singapura, India, dan China,” kata Anthonius Sehonamin.

Tak hanya sampai di situ, sebagai bank yang memiliki akar kuat di Asia, Bank DBS Indonesia juga berperan sebagai penghubung dalam mengalirkan investasi berkelanjutan, teknologi bersih, dan inovasi lintas batas.

Proyek-proyek yang didukung Bank DBS Indonesia, seperti pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) dan infrastruktur industri rendah karbon, turut memperkuat integrasi rantai pasok hijau di kawasan.

Inisiatif tersebut pun pada akhirnya turut mendorong negara-negara yang terlibat untuk bergerak menuju komitmen NZE.

Berkat dedikasinya dalam mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam budaya organisasi, operasional, dan portofolio penghargaan, Bank DBS Indonesia pun meraih sejumlah pengakuan internasional.

Penghargaan itu di antaranya adalah Euromoney Awards for Excellence 2024 dalam kategori Indonesia’s Best Bank for ESG dan Global Finance Sustainable Finance Awards 2025 dalam kategori Best Bank for Sustainable Finance.

Kemudian, Bank DBS Indonesia juga berhasil mendapatkan FinanceAsia Awards 2025 dalam kategori Best Sustainable Bank–Indonesia.

Produk investasi berbasis ESG

Bank DBS Indonesia memiliki produk investasi berbasis ESG yang beragam, mulai dari reksa dana hingga obligasi. Selain itu, Bank DBS Indonesia juga mempunyai produk inovatif lain, yakni Spark Saving.

Produk tabungan berbasis ESG tersebut tidak hanya mendorong kebiasaan menabung secara berkelanjutan, tetapi juga memungkinkan nasabah berkontribusi secara langsung terhadap dampak sosial.

Melalui produk Spark Saving, setiap dana yang disisihkan dari hasil bunga tabungan akan secara otomatis disalurkan untuk mendukung program pendidikan di daerah pedalaman melalui Yayasan Tangan Pengharapan.

Sebelumnya, penyaluran dana dilakukan oleh Krakakoa untuk membantu pemberdayaan petani cokelat lokal.

“Inisiatif itu mencerminkan komitmen Bank DBS Indonesia dalam menggabungkan tujuan finansial pribadi dengan aksi sosial dan lingkungan yang nyata,” ucap Consumer Banking Director PT Bank DBS Indonesia Melfrida Gultom.

Sejak 2021, Spark Saving telah berhasil menyalurkan Rp 1,54 miliar untuk meningkatkan kesejahteraan petani cokelat di Sumatera dan Sulawesi.

Produk itu juga telah menyalurkan Rp 1,35 miliar untuk meningkatkan program pendidikan bagi anak-anak di pelosok pedalaman Indonesia bagian timur.

Dorong inklusi finansial

Bank DBS Indonesia juga memiliki model ecosystem lending yang memberikan manfaat signifikan bagi inklusi finansial, terutama untuk segmen yang sebelumnya belum terlayani oleh perbankan (unbanked).

Untuk menjangkau segmen tersebut, Bank DBS Indonesia menjalin kemitraan strategis dengan sejumlah perusahaan multifinance dan platform fintech.

Bank DBS Indonesia
DOK BANK DBS INDONESIA

Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong (kiri) dan Managing Director and Group Chief Financial Officer of Indorama Vishnu Baldwa menandatangani fasilitas kredit berbasis keberlanjutan Sustainability-Linked Trade Facility (SLTF) antara PT Indo-Rama Synthetics Tbk (Indorama) dengan PT Bank DBS Indonesia di Jakarta, Selasa (14/1/2025).

Kerja sama tersebut memungkinkan penyaluran dana dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien berkat dukungan sistem digital yang agile.

Meski begitu, proses seleksi mitra tetap dilakukan secara cermat dan menyeluruh melalui penilaian yang ketat.

Model ekosistem tersebut terbukti mampu mendorong inklusi keuangan bagi generasi muda dan peningkatan literasi finansial digital.

Sejak 2019 hingga akhir 2024, Bank DBS Indonesia telah menyalurkan lebih dari Rp 30 triliun kepada masyarakat Indonesia melalui skema ecosystem lending.

Secara keseluruhan, skema itu juga sukses mendorong pertumbuhan sektor konsumtif yang menjadi bagian penting dari ekosistem ekonomi nasional.

Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699