Gelar Gebyar Pembauran Kebangsaan, CEO Indonesia Berkomitmen Lestarikan Budaya Lokal
Perayaan HUT ke-9 CEO Indonesia berlangsung meriah dengan sentuhan budaya Betawi, menghadirkan kolaborasi unik antara olahraga, bisnis, dan pelestarian kearifan lokal.


Ketua Umum Yayasan Global CEO Indonesia Trisya Suherman (kedua dari kanan), Sekda DKI Jakarta Marullah Matali (kedua dari kiri), Kepala Badan Kesbangpol DKI Jakarta Muhamad Matsani (kanan), dan Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Jakarta A Syamsul Zakaria (kiri) pada acara Gebyar Pembauran Kebangsaan di Jakarta, Jumat (20/6/2025).
CEO Indonesia sukses menggelar acara bertajuk “Gebyar Pembauran Kebangsaan” di Sedayu Indo Golf, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta, Jumat (20/6/2025).
Selain untuk merayakan hari jadinya yang ke-9, kegiatan ini juga dalam rangka HUT ke-498 Jakarta dan Hari Anti Narkotika Internasional. Tak kalah penting, acara istimewa ini juga menjadi bentuk kepedulian CEO Indonesia terhadap pelestarian budaya lokal.
Acara dibuka secara unik lewat turnamen golf yang penuh nuansa lokal. Para peserta, yang terdiri dari ratusan direktur dan komisaris perusahaan nasional terkemuka, mengenakan cukin Betawi—selendang khas masyarakat Betawi. Momen ini menjadi pengingat bahwa budaya bisa hadir di ruang mana pun, bahkan di tengah aktivitas eksklusif seperti golf.
Semangat kebangsaan semakin terasa melalui rangkaian kegiatan budaya lain, mulai dari senam Pembauran Kebangsaan, workshop membatik, pembuatan bir pletok, hingga stan jajanan Betawi yang menyajikan kuliner autentik Jakarta.
Kegiatan senam berlangsung di siang hari dan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Marullah Matali, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Jakarta Muhamad Matsani, serta Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Jakarta A Syamsul Zakaria.

Penghargaan
Malam harinya, kehangatan berlanjut dalam jamuan makan malam bertema Betawi, yang dimeriahkan pertunjukan Palang Pintu dan tari tradisional. Ini menjadi pengantar menuju acara puncak malam itu, yaitu penghargaan bagi 9 CEO legendaris Indonesia.
Mereka merupakan figur-figur visioner yang dinilai berjasa besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan inspirasi kepemimpinan bagi generasi pelaku bisnis berikutnya.
Kesembilan tokoh tersebut di antaranya Sugianto Kusuma (Agung Sedayu Group), Djoko Susanto (PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart Group)), Hermawan Kartajaya (MarkPlus Inc), Irwan Hidayat (PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk), Kuncoro Wibowo (Kawan Lama Group), Setyono Djuandi Darmono (Jababeka Group), Soedomo Mergonoto (PT Kapal Api Global), Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto (GarudaFood Group), dan Tommy Winata (Artha Graha Network).
Tak hanya memberikan penghargaan, malam itu juga menjadi momen penting dengan dikukuhkannya pengurus baru Yayasan Global CEO Indonesia periode 2025–2030. Trisya Suherman kembali dipercaya sebagai Ketua Umum, menandakan kelanjutan komitmen yayasan ini untuk mendorong kontribusi nyata para pemimpin korporasi dalam membangun negeri.
Hadir dalam perhelatan ini sejumlah tokoh penting, di antaranya Menteri Dalam Negeri Jenderal Tito Karnavian, Letjen TNI Sonny Aprianto, Komjen Pol (Purn) Nanan Soekarna, Irjen Pol (Purn) Hamidin, dan pejabat tinggi Kementerian Dalam Negeri lainnya. Turut hadir pula jajaran pemerintah daerah DKI Jakarta serta CEO dari berbagai sektor industri nasional.

Trisya Suherman menegaskan bahwa CEO Indonesia bukan sekadar komunitas para eksekutif, melainkan wadah strategis kolaborasi dan kepemimpinan yang diharapkan bisa melahirkan perubahan berdampak bagi bangsa.
“Keberhasilan bukan hanya diukur dari pencapaian bisnis, tetapi juga dari sejauh mana kita melestarikan nilai-nilai luhur budaya Indonesia di tengah kemajuan zaman,” jelas Trisya.
Perayaan HUT ke-9 CEO Indonesia ini pun menjadi catatan penting bahwa di tengah globalisasi dan revolusi industri 4.0, kearifan lokal tetap bisa dihadirkan dalam setiap langkah besar korporasi. Sebuah inspirasi bagi generasi pemimpin masa depan untuk membangun Indonesia yang maju tanpa meninggalkan akarnya.
Budaya Betawi

Universitas Indonesia (UI) melalui Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya (PPKB UI) turut ambil bagian pada perayaan yang digelar di kawasan prestisius tersebut.
Ketua PPKB UI Lily Tjahjandari menyebut bahwa kolaborasi pihaknya dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Global CEO Indonesia ini menjadi momentum unik karena memadukan unsur olahraga, bisnis, dan budaya dalam satu panggung. “Kami ingin menyisipkan budaya secara ringan, tidak menggurui, agar masyarakat luas bisa menikmatinya,” ujarnya.
Dua elemen budaya khas Betawi yang dihadirkan UI dalam ajang ini adalah bir pletok dan batik Betawi. Pilihan ini bukan tanpa alasan. “Bir pletok ini unik. Sederhana, tapi sarat nilai sejarah dan akulturasi. Bukan tak mungkin, bir pletok dikembangkan lebih modern. Bayangkan saja jika nantinya ada bir pletok bersoda, atau dikemas seperti minuman populer lainnya. Tradisional, tapi kekinian,” lanjut Lily.
UI juga menghadirkan inovasi edukasi budaya secara langsung. Di acara ini, pengunjung bisa mencoba membatik sendiri dengan teknik yang disederhanakan untuk umum. Lily menyebutnya sebagai “pengalaman membatik tanpa kompor”, demi keamanan, tapi tetap memberi sensasi batik sungguhan.
Lily berharap kolaborasi lintas sektor seperti ini makin sering digelar. Ia juga mengajak seluruh warga Jakarta untuk ikut merayakan dan terus menjaga budaya Betawi. “Jakarta adalah ruang bersama. Kita semua bertanggung jawab merawat budaya di dalamnya, agar tak ada nilai lokal yang tergeser atau terpinggirkan,” pungkasnya. [BYU]