Gapeka 2025, Transformasi Menuju Berkomuter yang Lebih Baik
Penerapan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025 membawa perubahan signifikan bagi pengguna KRL, mulai dari jadwal perjalanan lebih fleksibel, waktu tempuh lebih cepat, hingga pengurangan waktu tunggu antarkereta.

/https%3A%2F%2Ftaja.kompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2025%2F02%2FTAJA-KAI-KCI-WAHYU-HIDAYAT.jpg)
Penerapan Gapeka 2025 menghadirkan lebih banyak pilihan perjalanan bagi pengguna Commuter Line rute Bogor, Cikarang, dan Rangkasbitung.
Sejak 1 Februari 2025, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memberlakukan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025. Implementasi kebijakan ini pun membuat pengguna Commuter Line mulai perlu beradaptasi dengan jadwal perjalanan kereta.
Namun, di balik itu, terdapat banyak manfaat yang bisa langsung dirasakan oleh pengguna kereta rel listrik (KRL), mulai dari lebih banyak pilihan perjalanan, waktu tempuh lebih cepat, hingga pengurangan waktu tunggu antarkereta.
Lebih banyak perjalanan, berarti lebih fleksibel. Lebih cepat sampai, berarti lebih banyak waktu untuk diri sendiri. Jadi, apakah Gapeka 2025 benar-benar membawa dampak positif? Simak ulasannya.
Berangkat jadi lebih fleksibel
Penerapan Gapeka 2025 menghadirkan lebih banyak pilihan perjalanan bagi pengguna Commuter Line rute Bogor, Cikarang, dan Rangkasbitung. Dengan frekuensi keberangkatan yang bertambah, penumpang kini tak perlu lagi menunggu terlalu lama di stasiun.
Sebagai contoh, Bogor Line kini melayani 392 perjalanan per hari, bertambah 13 perjalanan dari sebelumnya. Cikarang Line mendapat tambahan 21 perjalanan. Sementara, Rangkasbitung Line bertambah 5 perjalanan.
Penyesuaian itu memberikan keleluasaan bagi pengguna dalam mengatur waktu keberangkatan, baik untuk perjalanan pagi maupun saat pulang kerja.
Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto menyampaikan, mulai 1 Februari 2025, perjalanan KRL Jabodetabek ditambah 15 perjalanan, dari yang sebelumnya sebanyak 1.048 perjalanan menjadi 1.063 perjalanan.
”Langkah ini dilakukan untuk optimalisasi layanan dan mengurangi kepadatan pengguna, terutama pada jam-jam sibuk. Di samping juga untuk meningkatkan aksesibilitas pengguna terhadap layanan commuter line,” ujar Asdo
Lebih cepat sampai
Bagi para “anker”—akronim dari “anak kereta”, sebutan bagi pengguna KRL—setiap menit dalam perjalanan memiliki nilai penting. Dengan Gapeka 2025, beberapa rute utama Commuter Line kini mengalami pemangkasan waktu tempuh sehingga memungkinkan pengguna tiba lebih cepat di tujuan.
Perjalanan Bogor–Jakarta Kota yang sebelumnya memakan waktu 89 menit, sekarang bisa lebih singkat menjadi 85 menit. Rute Rangkasbitung–Tanah Abang juga lebih efisien, dari 107 menit menjadi 98 menit.
Bagi pekerja yang harus berangkat pagi, perubahan tersebut memberi lebih banyak ruang untuk bersiap tanpa terburu-buru. Waktu yang biasanya dihabiskan di perjalanan, kini bisa dialihkan untuk istirahat lebih lama, menikmati sarapan, atau menata agenda sebelum memulai hari.
Waktu tunggu lebih singkat
Salah satu keluhan pengguna KRL sebelumnya adalah waktu tunggu yang cukup lama, apalagi ketika melewatkan satu perjalanan. Dengan penerapan Gapeka 2025, waktu tunggu (headway) di beberapa lintasan utama semakin singkat sehingga perjalanan menjadi lebih efisien.
Di Jalur Nambo–Depok, misalnya, headway berkurang dari 1 jam 27 menit menjadi 1 jam 10 menit. Lintasan Jatinegara–Manggarai kini memiliki jeda 9 menit dari sebelumnya 10 menit. Sementara, rute Manggarai–Kampung Bandan lebih cepat dengan interval 7 menit, turun dari 8 menit.
Peningkatan juga terjadi di Parungpanjang–Serpong, yang mana waktu tunggu dipangkas dari 15 menit menjadi 12 menit, serta Rangkasbitung–Merak yang kini lebih singkat dari 162 menit menjadi 160 menit.
Dengan penyesuaian seperti itu, pengguna yang bergantung pada koneksi antarkereta (transit) kini bisa menikmati perjalanan yang lebih lancar tanpa harus menunggu lama di peron.
Layanan diperluas di Wilayah 8 Surabaya
Tak hanya di Jabodetabek, perubahan Gapeka 2025 juga membawa peningkatan layanan bagi pengguna Commuter Line di Wilayah 8 Surabaya.
Salah satu pembaruan yang paling terasa adalah beroperasinya kembali Stasiun Boharan dan Stasiun Kedinding di Sidoarjo.
Selain itu, pola perjalanan di Commuter Line Dhoho dan Penataran juga kini lebih sederhana dan mudah dipahami.
Commuter Line Dhoho sekarang melayani rute Surabaya–Kertosono–Blitar–Malang–Surabaya dengan arah berlawanan jarum jam dari Surabaya. Sementara itu, Commuter Line Penataran bergerak sebaliknya, mengikuti arah jarum jam dengan relasi Surabaya–Malang–Blitar–Kertosono–Surabaya.
Dengan perubahan tersebut, mobilitas pengguna semakin efisien, baik untuk perjalanan harian maupun koneksi ke wilayah lain di Jawa Timur.
Perubahan jadwal memang membutuhkan sedikit adaptasi. Akan tetapi, dengan perencanaan tepat, pengalaman berkomuter bisa tetap nyaman dan efisien.
Salah satu hal yang paling penting adalah selalu mengecek jadwal terbaru melalui aplikasi KRL Access atau situs resmi KAI Commuter sebelum berangkat. Dengan begitu, pengguna bisa menyesuaikan waktu keberangkatan dan tidak perlu khawatir ketinggalan kereta.
Jika memungkinkan, atur ulang jam keberangkatan untuk menghindari lonjakan penumpang di jam sibuk. Bagi pengguna yang memiliki jadwal kerja fleksibel, pertimbangkan untuk memilih waktu perjalanan yang sedikit lebih awal atau lebih lambat agar terhindar dari kepadatan dalam gerbong.
Selain itu, memanfaatkan moda transportasi penghubung, seperti TransJakarta, angkot, atau transportasi online, juga bisa menjadi solusi untuk menjangkau stasiun dengan lebih cepat dan nyaman.
Untuk mempercepat akses masuk ke stasiun, pengguna juga disarankan untuk menggunakan Kartu Multi Trip (KMT) atau metode pembayaran digital, seperti QRIS, agar tidak perlu mengantre di loket tiket.
Penerapan Gapeka 2025 akan terus dievaluasi oleh KAI Commuter. Karenanya, penting untuk selalu mengikuti informasi terbaru mengenai jadwal dan layanan.
Meskipun setiap perubahan memerlukan penyesuaian, dengan langkah-langkah sederhana, perjalanan KRL bisa tetap lancar dan efisien. Perjalanan yang lebih cepat, waktu tunggu yang lebih singkat, dan lebih banyak pilihan keberangkatan adalah perubahan yang bisa membuat berkomuter menjadi lebih fleksibel dan nyaman bagi semua pengguna.